Cara Membuat Bekisting Jalan Beton – Pembangunan jalan beton sendiri merupakan salah satu proyek pembangunan yang kini tengah gencar dilakukan. Pasalnya jalan beton diklaim jauh lebih kuat dan tahan lama dibandingkan jalan suatu proyek pembangunan baik bangunan, jalan dsb setiap prosesnya mempunyai peran penting yang berpengaruh pada bangunan. Setiap proses pembangunan ini akan mendukung proses lainnya, kesalahan pada satu tahap maka akan berdampak besar pada tahap pemasangan bekisting atau tulangan beton merupakan salah satu tahap penting dalam pembangunan jalan beton. Dalam pembangunan jalan beton, secara garis besar tahap ini masuk ke dalam tahap kedua. Untuk tahap pertama sendiri adalah tahap persiapan jalan yang bisa Anda baca di “Pembuatan Pondasi Jalan Beton”.Dalam pemasangan bekisting atau tulangan ini setidaknya ada 5 proses penting di dalamnya. Kelima proses ini tidak hanya untuk jenis bekisting jalan beton. Namun berbagai pembangunan yang menggunakan cor beton maka juga akan melewati 5 proses ini dalam pemasangan bekistingnya. Secara umum berikut adalah kelima proses dalam tahap pemasangan bekisting Cara Membuat Bekisting Jalan Beton1. Tahap 1 Perencanaan bekisting beton bertulangPada tahap ini akan dipelajari lebih dulu mengenai desain struktur, mekanikal elektrikal hingga arsitektur bangunan maupun jalan. Pada tahap ini biasanya sering terjadi perubahan karena menyesuaikan dengan kebutuhan. Barulah setelah tahap ini akan ditemukan metode pekerjaan yang disini akan digambarkan shop drawing untuk pemasangan bekisting, dari gambar tersebut akan diketahui jenis dan jumlah material bekisting. Dari sini pula akan diketahui besaran anggaran dana yang dibutuhkan dalam pemasangan tahap ini juga akan ditentukan apakah bekisting yang digunakan nantinya bisa dengan cara membeli atau menyewa dari supplier. Setiap cara tersebut tentu mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Setelah itu akan diajukan penawaran kepada penyedia bekisting agar konstruktor mendapatkan harga yang sesuai. Dalam tahap ini pula akan ditentukan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan pada proses pengiriman, pemasangan hingga akhir dari tahap ini adalah evaluasi mengenai besaran anggaran, kualitas bekisting hingga metode kerja yang akan digunakan. Semua hal tersebut akan disesuaikan dengan proyek pembangunan yang akan Tahap 2 Pengadaan bekistingTahap selanjutnya adalah mengenai pengadaan bekisting, disini akan ditentukan bagaimana metode pengiriman bekisting dari supplier ke lokasi proyek yang tepat. Dalam tahap ini membutuhkan pengawasan untuk memastikan kualitas bekisting sesuai dengan perencanaan bekisting yang pula bagaimana langkah yang harus dikerjakan bila material bekisting sudah tiba di lokasi proyek. Langkah ini untuk menentukan apakah material bekisting akan langsung dipasang atau disimpan lebih dulu. Hal ini berhubungan dengan efisiensi pekerjaan yang Tahap 3 Pemasangan bekistingTahap ketiga ini akan dilakukan pengukuran lokasi yang akan dikerjakan, gambar shop drawing yang telah dibuat akan dijadikan pedoman dalam tahap ini. Sebelum dipasang, bekisting haruslah dalam keadaan bersih untuk mendapatkan hasil pengecoran yang rapi dan sesuai dengan setelah itu bekisting akan dipasang sesuai dengan garis marka ukur yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam pemasangan ini pastikan posisi, tingkat kerataan hingga ketegakkannya sudah sesuai dengan perencanaan. Bila bekisting sudah terpasang masih harus diperiksa apakah kekuatan bekisting sudah benar sebelum dilakukan Tahap 4 Pembongkaran bekistingTahap pembongkaran bisa dilakukan bila bekisting memang sudah tidak digunakan lagi atau cor beton sudah mengeras dan bisa dibuka. Agar bisa berjalan dengan efektif dan efisien maka proses pembongkaran harus ditentukan urutannya sejak hanya itu, penggunaan bekisting untuk selanjutnya juga harus sudah ditentukan pula. Sebagai contohnya apakah bekisting tersebut akan digunakan untuk kelanjutan proses pembangunan atau dikembalikan ke supplier bila konstruktor Tahap 5 Pemilahan bekistingTahap paling akhir dari pemasangan bekisting adalah pemilahan bekisting yang sudah tidak dapat dipakai kembali. Agar lokasi proyek bersih dari sampah maka bekisting yang sudah tidak bisa dipakai harus segera dibuang. Sedangkan material yang masih mempunyai nilai jual atau masih bisa dimanfaatkan akan disisihkan.
AlatGrooving Beton. Alat yang gunakan untuk pembuatan grooving beton ada yang menggunakan alat manual yaitu yang dibuat dari balok dan diberi tambahan pada ujungnya yaitu pipa atau bahan yang lainnya telah dimodifikasi seperi garpu. Pengerjaan alur beton dilakukan dengan tangan dari titik awal ke titik akhir jalan beton tersebut. Kuatnya bangunan tak hanya bergantung pada konstruksi beton yang baik, tetapi juga dalam pembuatan bekisting saat pengerjaan bangunan. Bekisting merupakan cetakan yang dibuat pada pengerjaan pengecoran supaya diperoleh bentuk tertentu, seperti dinding, kolom, balok dan pelat. Meskipun bersifat sementara, pembuatan bekisting harus benar dan tepat supaya diperoleh bangunan yang berkualitas. Nah, saat ini dikenal ada beberapa jenis bekisting. Jenis-jenis bekisting ini memiliki kelebihannya masing-masing. Bekisting konvensional Bisa jadi bekisting ini adalah jenis bekisting yang pertama kali dikenal. Bekisting konvensional atau bekisting tradisional hanya mengandalkan triplek dan kayu atau papan. Jenis papan yang dipakai biasanya adalah papan yang tahan kelembaban. Papan bekisting dari kayu yang umum digunakan memiliki ketebalan 2 cm sampai 3 cm dengan lebar 15 cm sampai 20 cm. Sementara itu untuk ketebalan triplek bekisting sekitar 3 mm sampai 9 mm. Kayu untuk bekisting hendaknya dipilih yang tidak terlalu basah dan cukup baik supaya tidak mudah melengkung dan pecah. Dalam proses pengerjaan, triplek dan papan dipasang di bagian struktur bangunan. Jika beton sudah mencapai kekuatan yang cukup, triplek dan papan yang dipakai dalam proses bekisting dilepas dan dibongkar satu per satu. Terkadang, material triplek atau papan yang dipakai untuk bekisting masih bisa digunakan pada pekerjaan berikutnya. Tentunya jika kualitas triplek dan papan masih bagus. Namun seringkali karena kualitas yang kurang bagus, triplek dan papan tersebut hanya bisa dipakai untuk satu kali pekerjaan bekisting saja. Pada proyek pembangunan gedung, jenis kayu kelapa atau glugu sering dipilih untuk membuat bekisting balok. Sedangkan jenis kayu meranti umumnya dipakai sebagai bahan pembuatan triplek yang dipakai pada bekisting konvensional. Bekisting konvensional ini terbilang murah bila dibandingkan dengan pengadaan atau penyewaan bekisting moderen. Tetapi bekisting konvensional ini tidak disarankan untuk pekerjaan-pekerjaan besar yang membutuhkan banyak tahapan bekisting. Sebab proses pembongkaran triplek dan papan membutuhkan waktu yang terbilang lama, menyisakan limbah triplek dan kayu, serta menghasilkan bentuk yang tidak presisi. Bekisting Knock Down Seiring perkembangan teknologi khususnya di bidang rancang bangun, berbagai inovasi dilakukan termasuk yang berkaitan dengan pekerjaan bekisting. Salah satu inovasi penting di dunia rancang bangun adalah munculnya sistem bekisting knock down. Sistem bekisting knock down ini menggunakan bahan besi hollow dan plat baja. Tentunya penggunaan material tersebut akan menghasilkan bentuk yang lebih presisi jika dibandingkan dengan penggunaan triplek dan papan pada sistem bekisting konvensional. Bekisting knock down dengan bahan besi hollow dan plat baja ini juga lebih mudah dalam hal pemasangan dan pembongkaran. Dalam proses ini pula, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit bila dibanding penggunaan bekisting konvensional. Sementara itu dari segi harga, bekisting knock down memang lebih mahal dibandingkan bekisting konvensional yang menggunakan triplek dan papan. Namun bekisting knock down bisa dipakai berulangkali, tahan lama dan juga awet. Cara pemakaian dan perawatan yang tepat dapat membuat bekisting knock down ini semakin tahan lebih lama. Setelah pemakaian, elemen bekisting knock down ini sebaiknya dibersihkan dari sisa-sisa material yang menempel agar dapat digunakan lagi dengan kualitas yang tidak berkurang. Jika ditotal biaya yang harus dikeluarkan sampai proyek selesai dilakukan, maka biaya penggunaan bekisting knock down ini jauh lebih hemat dibandingkan dengan pemakaian bekisting konvensional. Saat ini bekisting knock down semakin mudah dipesan dan semakin menjamur pula penyewaannya. Bandingkan saja dengan penggunaan triplek dan papan kayu yang tak bisa digunakan dalam pengerjaan bekisting jangka panjang. Bekisting Fiberglass Pilihan jenis bekisting moderen lainnya adalah bekisting fiberglass. Bekisting yang terbuat dari bahan fiberglass ini tahan terhadap air sehingga sangat cocok dipakai pada konstruksi di bawah tanah. Selain itu, bahan fiberglass tidak mudah berkarat, ramah lingkungan, ringan, mudah dibersihkan, mudah dipasang dan juga mudah dilepas. Bekisting fiberglass ini menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan menghemat anggaran pengadaan bekisting karena bisa digunakan berulangkali seperti halnya bekisting knock down. Bekisting fiberglass mampu memenuhi persyaratan penting dalam konstruksi bekisting yakni ketepatan, baik dalam hal ketegakan, ukuran, kerataan dan kesikuan. Dari uraian jenis-jenis bekisting tersebut, bekisting knock down dan bekisting fiberglass adalah jenis bekisting yang ramah lingkungan. Penggunaan kedua jenis bekisting tersebut mengurangi pemakaian kayu, artinya berkurangnya jumlah pohon yang harus ditebang untuk pembuatan bekisting. Jenis bekisting yang ramah lingkungan inilah yang terus didorong untuk digunakan. Sisi ramah lingkungan lainnya berkaitan dengan limbah. Baik jenis bekisting knock down dan bekisting fiberglass tidak menyisakan sampah. Bila ada bekisting yang tidak dapat dipakai lagi, maka bahan-bahan bekisting tersebut bisa didaur ulang. Apapun jenis bekisting yang digunakan, pekerjaan bekisting membutuhkan ketepatan dan ketelitian. Bila tidak dikerjakan dengan cermat, maka kualitas bangunan yang baik sulit untuk diperoleh. Bekisting yang dibuat harus berpedoman pada gambar dan perhitungan yang telah dibuat. Selain itu, keselamatan para pekerja bangunan pun dipertaruhkan. Bekisting harus kokoh dan kuat menahan beban para pekerja, peralatan kerja yang digunakan dan juga beban beton segar. Dalam banyak kasus kecelakaan kerja, kelalaian pengerjaan bekisting biasanya yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Karena itulah, bekisting menjadi salah satu pekerjaan yang harus dilakukan dengan penuh kecermatan dan kehati-hatian. 5gAlA.